Dibalik Era '98
Sahabat Astra sebenarnya ada apa si dibalik tanggal 12-Mei-1998, kebanyakan dari kita yang hidup di era sekarang ini atau yang sering kita sebut sebagai generasi milenial mungkin kurang tahu sebenarnya apa itu tragedi Mei 1998.
Kali ini Astra akan sedikit membahas tentang aksi di balik era '98
Pada pertengahan Mei 1998, jumlah mahasiswa ya melakukan penuntutan agar Presiden Soeharto mundur dari jabatannya sebagai Presiden semakin banyak.
"Reformasi, Reformasi, Reformasi sampai mati", itulah teriakan suara para mahasiswa yang bergema di gedung MPR/DPR.
Seperti api yang membara pada tanggal 12-Mei-1998 empat mahasiswa Trisakti (Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan Sie) tumbang terkena peluru Aparat, membuat kemarahan seluruh mahasiswa di penjuru tanah air memuncak.
Pada tanggal 14-Mei-1998 kerusuhan dan penjarahan melanda ibu kota Negara, yang menyebabkan banyak WNI etnis Tionghoa mengungsi keluar Negri. Tercata sekitar 500 orang tewas menjadi korban, Evakuasi warga asingpun dilakukan.
Sahabat Astra ternyata pada saat itu Presiden Soeharto baru saja terpilih menjadi Presiden untuk yang kesekian kalinya dan beliau telah menjadi kepala negara Indonesia kurang lebih selama 32 tahun. Krisis Ekonomi, Politik, Sosial dan bahkan Budaya yang di warnai protes besar-besaran mahasiswa hampir di seluruh kampus di indonesia, mendesak Presiden Soeharto yang saat itu tengah menghadiri sebuah konferensi di Kairo, Mesir, beliaupun mempercepat lawatannya. Pada tanggal 15-Mei-1998 Presiden Soeharto tiba di tanah air.
Hingga kemudian pada tanggal 18-Mei-1998 mahasiswa yang berdemonstrasi berhasil menguasai gedung MPR/DPR. Tepat pada hari yang sama ketua DPR yang pada saat itu di pimpin oleh Harmoko juga meminta Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri. Tidak didengarkan mahasiswapun menduduki atap gedung MPR/DPR.
Akhirnya atas desakan penuh dari mahasiswa untuk mengundurkan diri dari jabatannya karena pada saat itu Indonesia mengalami krisis moneter yang luar biasa dan atas desakan dari beberapa pihak lain pada tanggal 21-Mei-1998 Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi Presiden yang telah di kuasainya selama 31 tahun di Istana Negara, teriak haru, sujud syukur dan berkibarnya bendera Reformasi menjadi pemandangan di gedung MPR/DPR.
Dibalik tragedi tersebut tentunya menelan banyak korban jiwa berikut beberapa data korban pada masa itu,
Berdasarkan data yang dihimpun dari TGPF
- Tim relawan menyebutkan korban meninggal dunia dan luka-luka, 1.190 orang akibat ter/dibakar, 27 akibat senjata, 91 luka-luka
- Polda metro 451 orang meninggal, korban luka-luka tidak tercatat
- Kodam jaya 463 orang menjnggal termasuk aparat keamanan, 69 luka-luka
- Pemda DKI 288 orang meninggal dan 101 orang luka-luka
Untuk kota-kota lain diluar Jakarta, variasi angkanya sebagai berikut
- Data Polri 30 orang meninggal, 131 orang luka luka, 27 orang luka bakar
- Data Tim relawan 33 orang meninggal, 74 luka-luka
sangat bermanfaat sekali blog ini, lebih banyak bikin artikel tentang sejarah ya, buat jadi bahan bacaan di rumah, semoga blog ini semakin terkenal
ReplyDeleteTerimakasih atas sarannya, semoga artikel ini bermanfaat.
ReplyDelete